A. Faktor
Masuknya Islam ke Andalusia
Bani
umayyah merebut andalusia dari bangsa gotsia barat pada masa kholifah Walid Bin
Abdul Malik ( 86-96 H / 705-715 M ) masuknya islam ke andalusia tidak bisa dipisahkan dari kondisi kerajaan gotsia
barat yang mengalami kemunduran akibat beberapa hal yaitu :
1. Perpecahan elit politik
2. Penindasan penguasa nasrani terhadap
orang-orang yahudi
3. Beban pajak yang sangat tinggi.
B. Proses
Masuknya Islam ke Andalusia.
Bangsa
Arab pada saat itu mengintai peluang yang baik untuk menaklukkan Andalusia.
Pada tahun 710M Witiza raja gotsia barat wafat dan singgasana diduduki secara
paksa oleh panglimanya yang bernama Roderic. Maka anak Witiza dendam pada Roderic. Untuk merebut kembali kedudukan
mediang ayahnya iya bersekuti dengan Graf Julian ( raja Cueta ) yang juga musuh
Roderik. Akhirnya mereka minta bantuan
kepada Musa Bin Nushair ( gubernur afrika utara ), tentu Musa mintak izin
kepada kholifah Walid atas hal tersebut. Akhirnya kholifah mengizinkan dan
berpesan agar berhati-hati terhadap Graf Julian. Untuk membuktikan kebenaran
Graf Julian maka musa memerintahkan perwira Thorif Bin Malik dengan membawa 500
orang tentara yang akhirnya mampu menguasai beberapa pelabuhan di Andalusia
selatan dan Thorif mendapat bantuan besar dari Graf hingga mendapatkan harta
rampasan yang banyak.
Satahun
kemudian Musa mengirimkan 7000 orang tentara yang dipimpin oleh Toriq bin Ziyad,
dan mendarat di bukit karang gibraltal ( jabal thorik ). Sampai disana ia
menduduki propensi selatan kerajaan Gosia barat ( semenanjung Iberia ) dan
menguasai benteng kuat terus menuju kerajaan toledo ibukota kerajaan Gosia.
Ketika mendengar tentara Thorik masuk Andalusia Roderic langsung mengirimkan
100.000 tenteranya, melihat musuh tidak seimbang segeralah Tkoric memintak
bantuan kepada Musa dan dikirimlah sebanyak 5000 orang tentara lalu terjadilah
perang xeres ( dikota xeres ), dakam perang tersebut tenra Toriq bin Ziyad
berhasil menang Roderic sendiri tewas. Kemenangan Toriq bin Ziyad tida lepas
dari Graf julian yang sangat benci kepada Roderic. Dampak dari kemenangan itu
beberapa daerah berangsur-angsur dapat ditundukkan seperti : Tholedo, Sevilla,
Malaga, Elvira, dan Kordova.

Mendengar
keberhasilan Toriq bin Ziyad, Musa ingin mendapat expansi keandalusia, pada tahun 712M,
Musa bersama 18.000 tentara Barbar dan Arab menuju Andalusia dan dapat
menaklukkan daerah Carmuna dan beberapa wilayah Barcelona sebelah timur.
Didekat kota Tholedo Musa menjumpai Toriq bin Ziyad, pada kesempatan itu Musa
memarai Toriq bin Ziyad yang tidak melaporkan hasil rampasan perang. Tetapi
akhirnya keduanya mencapai kesepakatan untuk bekerjasama dan membentuk pasukan
gabungan Islam untuk melancarkan serangan lebih jauh keandalusia lainnya.
Setelah menaklukkan beberapa daerah diandalusia Musa ingin melanjutkan
serangannya ke Perancis tetapi Kholifah Walid khawatir Musa akan
memproklamirkan Negara / wilayah-wilayah yang ditaklukkannya menjadi independen
karna itu ia memanggil Musa untuk pulang ke Andalusia Untuk melaporkan Harta rampasan.
Abdul Aziz putra Musa ditunjuk sebagai pelaksana gubernur di Andalusia.

Keberhasilan
tentara Islam yang dipimpin oleh Toriq bin Ziyad dan Musa ini membawa citra
Bagi umat Isalam, sebab penaklukkan Andalusia / spanyol membuka lembaran baru
dalam perjalanan sejarah politik militer umat islam khususnya pada masa dinasti
Bani Umayyah I ( 661-750M ). Karna umat Islam telah membebaskan masyarakat
Andalusia dari kekejaman dan kedholiman penguasa Roderic. Jatuhnya Andalusia
itu membuka jalan baru bagi umat islam untuk menyebarkan Islam keseluruh Eropa,
namun sayang konflik interen kemudian menjadi penyebab utama kehancuran
penguasa islam di spanyol yang menyebebkan mereka terusir dari negara itu pada
tahun 1492M.
I. Abdurrahman
Addakhil Pendiri Bani Umayyah II di Andalusia
Awal
perjalanan Abdurrahman sampai keandalusia sangat sulit, ia dikejar-kejar oleh
pasukan Abu ja’far Almanshur, raja Bani Abasyiah yang berupaya melenyapkan
sisa-sisa bani Umayyah termasuk Abdurrahman namun mengalami kegagalan yang
akhirnya berdirilah bani Umayyah II di Andalusia ( 756-1031M ), dinasti ini
mencapai kejayaannya pada masa Abdurrahman III ( 300-350H / 912-916M )selama
periode bani umayyah II kordova tetap menjadi kota yang megah seperti kemegahan
bahgdat pada masa bani abasiya. Abdurrah menjadi raja selama 32 th ( 138-172H /
756- 788M ) yang wilayahnya meliputi kordova, Arkidona, Sevilla, Tholledo, dan
Grannada. Untuk memperluas dan mempertahankan wilayahnya beliau membangun dan
mengembangkan angkatan bersenjata yang kuat dan terlatih dari bangsa barbar
yang dikenal cukup loyal karena digaji cukup tinggi. Setelah relatif berhasil
menciptakan konsolidasi dan integrasi masyarakat Andalusiya, Addakhil mulai
memperhatikan kemajuan peradaban, ia memperindah kota-kota diwilayah kekuasaannya,
membangun saluran air bersih disekeliling ibu kota, membangun Istanah Munyah
Ar-rusafah meniru Istana di damaskus. 2 tahun setelah kematiannya ia membangun
masjid raya Kordova yang bertahan sampai sekarang dengan nama populer La
Mozqoeta, selain masjid ia juga membangun jembatan yang melintasi sungai Guadal
Quivir.
II. Hisyam I (
172-180H / 788-796M )
Hisyam
I adalah putra abdurrahman I sebagaian sejarawan menyerupakan ketegasannya sama
dengan Umar Bin Abdul Aziz ( raja ke 8 Bani Umayyah di Damaskus ). Hisyam I
sangat besar perhatiannya terhadap kesejahteraan dan keadilan rakyatnya, ia
terkenal sebagai kholifah yang dekat dengan para ulama’, mereka mendapatkan
kesempatan besar untuk mengembangkan kemampuan dan ilmu mereka kepada rakyat,
serta mendapatkan kedudukan yang sangat diperhitungkan didalam pemerintahan.
Diantara ulama’ yang hidup pada masa itu adalah Yahya Bin Yahya Al-Laits salh
seorang murit imam malik ( kitab Al-muato’ ). Dalam menjalankan repotasi
pemerintahannya hisyam tidak segan-segan memecat pejabat yamg dinilai lalai dan
korup, ia mendirikan dinasti intelijen yang bertugas mengawasi para pejabat, ia
juga dikenal sangat populis, adil dan sebagai pencetus pengajaran bahasa arab
di sekolah-sekolah termasuk sekolah yahudi. Setelah memerintah 7 thn lebih ia
wafat dengan meninggalkan kajayaan Bani Umayyah II diandalusia.
III. Alhakam I (
180-206H / 796-822M )
Alhakam
I adalah putra hisyam I, semenjak pemerintahan Alhakam Andalusia mulai
mengalami kemunduran yang siknifikan. Ia kholifah yang pertama kali menerapkan
sekularisme dalam pemerintahan, peran ulama’ dibatasi hanya dalam ranah agama
dan tidak boleh mempunyai andil dalam urusan pemerintahan. Sikap ini menyulut
pemberontakan para ulama’ yag dipimpin oleh Yahya Allaits di cordova namun
pemberontakan itu dapat dipadamkan. Di tolitolia dan valensia pemberontakan jg
terjadi dibawah pimpinan dua paman alhakam tetapi pemberontakan ini tidak mampu
menggeser kedudukan alhakam dari kursi pemerintahannya, karena seringnya
terjadi perang saudara antara umat islam raja-raja kristen diutara berupaya
memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyerbu daerah perbatasan sepanyol,
namun tentara alhakam berhasil menumpas serbuan tersebut. Setelah memegang
tampok pemerintahan dua puluh tuju tahun alhakam I wafat dan diganti putranya
yaitu abdurrahman.
IV. Abd Rahman
Al-Ausath ( 206-238H / 822-852M )
Pada
masa pemerintahannya sepanyol / Andalusia mengalami banyak kemajuan dalam
berbagai bidang spt ; Ekonomi, politik, Kurtural, dan Sosial. Kemajuan tersebut
hampir menyaingi kemajuan yang dicapai Bani Abasiyah dalam periode yang sama.
Khalifah-khalifah Dinasti Bani Umayyah II sangat toleran terhadap multi
kulturalisme dan perbedaan Agama, mereka sering mengadakan kerjasama dengan
para raja kristen di perbatasan untuk saling menjaga perdamaian kedua belah
pihak dari serangan musuh, namun disisi lain banyak pihak yang menodai
toleransi ini, para pastur kristen misalnya mereka secara terang-terangan
berani mencela nabi Muhammad S.A.W. tentu ini adalh sebuah penghinaan yang
tidak bisa dibiarkan begitu saja. Pada akhirnya khalifah memerintahkan
pasukannya untuk melenyapkan mereka.
V. Muhammad I (
238-273H / 852-886M )
VI. Almundzir (
273-275H / 886-888M )
VII. Abdullah (
275-300H / 888-912M )
Selama
pemerintahan tiga orang tersebut 72 thn hampir tidak ada peristiwa dan perstasi
yang mencolok, hanya ada beberapa kejadian yang tertulis dalam sejarah misalnya
penumpasan terhadap pemberontakan di Barcelona dan tolitolia. Setelah memegang
tampok pemerintahan 35 thn muhammad I wafat dan diganti oleh putranya mundzir
yang hanya memerintah selama dua tahun.
Mundzir
kemudian diganti oleh abdullah, pada masa perintahannya banyak terjadi
pemberontakan kaum kristen disekitar wilayah kordova dan utara sepanyol. Belum
lama memerintah sudah banyak wilayah sepanyol yang memisahkan diri dari
pangkuan bani umayyah tersebut. Hal ini dikarenakan ketidak kacapan abdullah
dalam menyelenggarakan pemerintahannya. Selama 24 thn masa pemerintahannya
kekuasaan dan wilayahnya hanya tersisa didaerah granada yang menjadi benteng
terakhir dinasti tersebut.
VIII. Abdurrahman III
(300-350H / 912-961M )
Pada masa pemerintahan abdurrahman III
inilah dinasti bani umayyah dua mencapai fase keemasan. Dengan berbekal kemampuan dan kewibawaannya dalam masa
kurang dari 20 thn ia berhasil memadamkan pemberontakan dan mengembalikan
daerah-daerah yang memisahkan diri, termasuk pemberontakan yang dipimpin oleh
Umar Bin Hafsun. Sementara itu pasukan kristen di utara sepanyol terus
mengganggu wilayah islam, maka abdurrahman terjun langsung memimpin sejumlah
pasukan berusaha mengamankan daerah islam disamping itu ia juga berhasil
mengamankan daerah perbatasan dengan perancis. Kebijakan luarnegeri ini juga
diikuti dengan kelihaiannya dalam melaksanakan pembangunan negara dalam
berbagai bidang termasuk pembangunan dermaga dan pelabuhan perdagangan.
Keberhasilannya melaksanakan pembangunan dan perluasan wilayah tidak lepas dari
kemunduran dalam dinasti Abasyiah ditimur. Abdurrahman III adalah penguasa dinasti
umayyah II yang pertama kali memakai gelar kholifah, sehingga pada masa itu ada
tiga dinasti islam yang memakai gelar khalifah yaitu dinasti Abasyiah ditimur,
dinasti Umayyah II di Sepanyol, dan dinasti Fathimiyah di Mesir.
IX. Alhakam II ( 350-366H
/ 961-976M )
Alhakam
II mewarisi kekhalifahan yang penuh kedamaian dan kesuksesan dari sang ayah,
hanya ada beberapa peperangan penting yang melibatkan pasukan hakam II
diantaranya aerang melawan pasukan kristen di Lyon yang melanggar perjanjian damai
dengan bani Umayyah II, hakam juga mengirimkan pasukan kemaruko utara dan
tengah dan berhasil mengusir pasukan dinasti Fathimiyah dan Idrissiyah yang
semula mendudukinya. Dalam bidang ilmu pengetahuan ia banyak mendatangkan buku
dari Damaskus, Bagdat, dan Kairo untuk mengisi perpustakaan negara didaerah
Kordova.
X. Hisyam II (
366-399H / 976-1009M )
Hisyam
II menjadi khalifah ketika berumur 10 thn hal ini tentu berimbas pada ketidak
cakapannya mengelola jalannya pemerintahan. Oleh kerena itu orang yang paling
berpengaruh dan berwenag menjalankan administrasi negara adalah Ibnu Abi Amir (
sang patih ).
Ibnu
Abi Amir pada awalnya ia seorang penulis resmi kerajaan tiba-tiba berubah
menjadi orang yang sangat berpengaruh dalam menentukan jalannya pemerintahan.
Hal ini karena sejak kecil ia adalah orang yang sangat pandai dan cekatan juga
lihai melihat situasi dan memanfaatkan kesempatan yang ada didepan mata,
bermula dari kedekatannya dengan ibu hisyam II ia mulai mendapat kepercayaan
untuk mengelolah mahkamah dibeberapa kota dan menjadi pengawas pelaksanaan
zakat dan administrasi lainnya. Ketika banyak keluarga kerajaan yang menentang
karena terpilihnya hisyam II sebagai khalifah, Ibnu Abi Amir datang sebagai
dewa penyelamat. Keberhasilan ini menarik simpati dari kalangan masyarakat luas
karena Ibnu Abi Amir beralasan bahwa itu semua ia lakukan demi menjaga keutuhan
negara. Ia juga berhasil menyingkirkan panglima perang yang didakwah berkhianat
dan korupsi yaitu Ja’far Bin Ustman Al-Mushhafi dan sebagai panglima perang
berikutnya Ibnu Abi Amir berhasil menarik simpati tentara bawahannya dengan
kesuksesannya menaklukkan kota Lyon. Dengan kesuksesan yang berturut-turut ini
ia mendapat julukan Al-Mansyur Billah.
Dengan
keadaan yang seperti ini khalifah Hisyam II tidak lebih dari sebuah simbol yang
tidak berarti. Ia sama sekali tidak dikenal oleh masyarakat, bahkan ia dikenal
sebagai khalifah yang suka bermain-main dan menghabiskan harta. Ibnu Abi Amir
menguasai jalannya pemerintahan dinasti Umayyah II selama 27 thn, ia sakit dan
wafat tahun 392 H / 1002 M. Putranya Al-Mudzaffar menggantikannya , namun hanya
6 thn. Sampai sata itu bani Umayyah II masih disegani oleh lawan-lawannya di
Eropa tetapi ketika Al-Mudzaffar digantikan ole Abdurrahman An-nasir ( 399-421H
/ 1009-1031 ) terjadilah kemelut didalam negeri yang mengantarkan dinasti
Umayyah II ketepi kehancuran.
C.
Perkembangan Peradaban
Umat Islam di Spanyol telah
mencapai kejayaan yang gemilang, banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan
pengaruhnya membawa Eropa dan juga dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks,
terutama dalam hal kemajuan intelektual.
Dalam masa lebih dari tujuh abad
kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana.
Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa, dan
kemudian membawa dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks.
Kemajuan Intelektual
Spanyol adalah negeri yang subur.
Kesuburan itu mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya
banyak menghasilkan pemikir.
Masyarakat Spanyol Islam
merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari :
- Komunitas-komunitas
Arab (Utara dan Selatan)
- Al-Muwalladun (orang-orang
Spanyol yang masuk Islam)
- Barbar (umat Islam
yang berasal dari Afrika Utara)
- Al-Shaqalibah (tentara
bayaran yang dijual Jerman kepada penguasa Islam)
- Yahudi
- Kristen Muzareb yang
berbudaya Arab
- Kristen yang masih
menentang kehadiran Islam
Semua komunitas itu, kecuali yang
terakhir, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya
Andalus yang melahirkan Kebangkitan Ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di
Andalusia - Spanyol.
1.
Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat
satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia
berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan
Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu
pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa
Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M).
Atas inisiatif al-Hakam (961-976
M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar,
sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu
menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang
dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan
persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi
saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang
filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia
lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan
dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti
masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli
fiqh dengan karyanya Bidayah al- Mujtahid.
2. Sains
IImu-ilmu kedokteran, musik,
matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas
ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang
pertama yang menemukan pembuatan kaca
dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia
dapat menentukan waktu terjadinya gerhana
matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong
modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad
ibn Ibas dari Cordova adalah ahli
dalam bidang obat-obatan. Umm al-Hasan bint Abi Ja’far dan
saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli
kedokteran dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan
geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal, Ibn
Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim
Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377
M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat
Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah. Semua
sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian pindah ke Afrika.
Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang sains.
3. Fiqih
Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam
dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini di sana
adalah Ziad ibn Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya
yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman. Ahli-ahli Fiqh lainnya
diantaranya adalah Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa’id al-Baluthi dan Ibn
Hazm yang terkenal.
4. Musik
dan Kesenian
Dalam bidang musik dan suara,
Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan Ibn Nafi yang
dijiluki Zaryab. Setiap kali
diselenggarkan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan
kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang dimiliknya itu
diturunkan kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada
budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.
5.
Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa
administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh
orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomor duakan
bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab,
baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn
Sayyidih, Ibn Malik pengarang Aljiyah, Ibn Khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali
al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Ghamathi. Seiring dengan
kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra bermunculan, seperti Al-’Iqd al-Farid
karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam,
Kitab al-Qalaid buah karya al-Fath ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar